UMU Buton Jaring Wirausaha Dari Kampus Melalui Inkubator Usaha

UMU Online– Divisi Entrepreneur Center Direktorat Indonesia Buton Institute UMU Buton (IBI) UMU Buton, berupaya menjaring dan mencetak lebih banyak wirausaha yang tumbuh dari lingkungan kampus UMU Buton, melalui inkubator usaha yang dikembangkan di lingkungan kampus. Sebagai Entrepreneur University UMU Buton, saat ini terus mendorong mahasiswanya untuk melakukan aksi-aksi nyata mengembangkan diri dibidang wirausaha sejak masih dibangku kuliah dengan harapan setelah Kembali ditengah-tengah masyarakat mampu membaca potensi bisnis disekitarnya, disamping itu UMU buton terus mengembangkan dan memiliki kurikulum yang mendidik mahasiswa-mahasiswanya untuk menjadi wirausaha muda dengan menciptakan lapangan kerja, sehingga bukan lagi sebagai pencari kerja melalui inkubator usaha di kampus,” kata Dirrektur IBI UMU Buton, Muhamad Filtar, seperti dilansir dari siaran pers, Selasa (11/7/ 2023).

Muhamad Filtar, saat memberikan materi talkshow kewirausahaan kepada Mahasiswa Universitas Muslim Buton, Talkshow kewirausahaan, Aula kampus UMU Buton, Selasa (11/7/2023) mengatakan bahwa Kota bauBau menjadi salah satu kawasan yang memiliki banyak sentra pengembangan Bisnis di kepulauan Buton. Untuk itu, sudah selayaknya banyak wirausaha lahir dari Kota BauBau seiring karena BauBau memiliki potensi UMKM cukup besar dan cakupan jangkauan usaha UMKM Kota BauBau mensuply daerah belakangnya seperti Buton, Busel, Buteng, Wakatobi dan daerah sekitar lainnya.

Dalam acara Talkshow kewirausahaan tersebut hadir pula Ketua Yapik Buton, Rektor UMU Buton Dr. H Sujiton, MM, serta ratusan mahasiswa UMU Buton. Saat ini, rasio kewirausahaan Indonesia baru mencapai 3,18 persen, di mana untuk menjadi negara maju setidaknya rasio kewirausahaan harus mencapai minimal 4 persen. Rektor Universitas Muslim Buton Dr. H. Sujiton saat ini terus mendorong kampus Universitas Muslim Buton untuk mengambil peran dan turut aktif mengembangkan UMKM baik ditengah-tengah masayarakat terlebih dilingkungan kampus.

Salah satunya yang sudah berjalan adalah, kerja sama antara Universitas Muslim Buton dan 7 Pemerintahan Desa di Kabupaten Buton, di mana mahasiswa yang turun di lingkungan masyarakat lewat Kuliah Kandidat Sarjana Mengabdi-Belajar Bersama Msyarakat (KSM-BBM) ke desa-desa, membantu pelaku UMKM untuk memperbaiki kemasan dan menyusun business plan. Dari pengalaman dipeoleh, kata Rektor UMU Buton, selain berdampak menambah pengetahuan UMKM dalam mengembangkan bisnisnya, ternyata banyak mahasiswa setelah mengikuti KSM-BBM justru mampu membangun ide bisnis. Untuk itu katanya, penting bagi kampus dalam menyiapkan inkubator mahasiswa. 

“Kami ingin menciptakan wirausaha yang punya jiwa kompetitif. Terutama berbasis SDM berkualitas supaya produk UMKM tak kalah bersaing,” katanya. Menurut rector Universitas Muslim Buton, setiap tahun, ada sekitar 1,7 juta sarjana baru yang mencari kerja, sementara total angkatan kerja baru mencapai 3,5 juta sarjana baru namun yang terserap hanya 2 juta sarjana. Mengingat Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh sebesar 5 persen, setiap 1 persennya hanya mampu menyerap 400 ribu pekerja, sisanya jika tak ingin menjadi pengganguran harus mulai dari sekarang menyiapkan kurikulum untuk enterpreneur. “Lapangan pekerjaan sebesar 90 persen disiapkan oleh UMKM. Dari survei nasional yang ada, sekitar 73 persen anak-anak muda tak ingin jadi pegawai mereka ingin jadi pengusaha. Untuk itu, kurikulum di kampus UMU Buton kita terus sesuaikan dinamika yang terjadi di masyarakat kita ingin cetak pengusaha bukan pegawai, inkubator siapkan menjadi pelaku usaha,” ungkap rector UMU Buton.

Melalui penerapan kurikulum kampus merdeka saat ini, ungkap Rektor UMU Buton, mahasiswa diharapkan dapat hadir di tengah-tengah masyarakat terutama untuk menjadi seseorang yang inovatif, kreatif, adaptif, dan mampu membantu memecahkan permasalahan di tengah masyarakat (Kemdikbud, 2021). “Pemuda adalah aset setiap negara. Studi McKinsey Global Institute menyebutkan bahwa pemuda yang merupakan 16 persen dari populasi global, merupakan kunci dari masa depan suatu negara untuk tetap tumbuh melahirkan inovasi, implementasi pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.

“Banyak ide dan gagasan menarik lahir dari kampus UMU Buton paling tidak untuk menginspirasi mahasiswa UMU Buton. Ke depan, kami harap ide dan gagasan bisa dikolaborasikan dengan ‘resource’ yang ada di Pemerintah Kabupaten/Kota se Kepton, sehingga mempermudah akses teknologi dan permodalan bagi UMKM. Jangan sampai yang terjadi justru persaingan antar UMKM,” kata Muhamad Filtar. Filtar menyatakan, kemampuan UMKM di Kepulauan Buton untuk pulih dan bertahan dari krisis patut diapresiasi selama masa sulit ditengah gempuran Covid 19 .

Apa yang digagas UMU Buton dalam membina serta mendorong wirausaha dari kampus UMU Buton untuk Kepton perlu mendapat dukungan penuh berbagai pihak terutama pemerintah kabupaten/kota. Muhamad Filtar berharap, Dinas PerindagKop memiliki resources yang cukup besar untuk memperkuat UMKM. “Jika kita sinergikan seluruh sumber daya yang ada, porgram inkubator di kampus ini menjadi model yang baik diwilayah Kepton bahkan Kawan Timur Indonesia, untuk dalam menghubungkannya ke pembiayaan dan market,” jelasnya.

Editor:

Kantor Humas UMU Buton Muhamad Firman Syah

Bagikan